My Point of View: Ini hanyalah sharing atas
pandangan pribadi mengenai suatu hal (dan mungkin itu sensitif). Namanya pandangan, pendapat semata. Bisa benar, bisa salah. Sekian.
Bekerja disini maksudnya adalah menghasilkan,
bisa berarti wanita karir yang setiap harinya terikat pada jam kerja,
freelancer, work from home, usaha sendiri atau lainnya yang penting
'menghasilkan'. With respect sama
pilihan moms lain diluar sana yang memilih jadi ibu rumah tangga (stay at home
moms), berikut pertimbangan aku alasan kenapa sebaiknya wanita itu harus
bekerja:
1. Mandiri Secara Finansial dan sebagai Financial
Support.
Bekerja bukan karena suami tidak dapat
memenuhi kebutuhan hidup sekeluarga kalau aku tidak bekerja tapi lebih kearah
kemandirian finansial dan financial support.
Aku bebas menggunakan uang yang aku hasilkan untuk membeli apa saja yang
aku inginkan dan butuhkan, baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan
keluarga. Jadi disini minimal kita bisa
beli make up atau ke salon pakai uang sendiri, ga perlu minta.. Kita juga bisa leluasa beli baju dan mainan
untuk anak, tanpa perlu minta ijin :)
Dari hasil bekerja, kita juga jadi bisa
menabung untuk investasi masa depan anak dan keluarga. Aku selalu menyisihkan penghasilan aku untuk
ditabung, asuransi dan reksadana kemudian sisanya baru digunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kalau ada sisa, ditabung lagi. Untungnya aku tidak gila belanja, bukan
orang yang brand minded, bukan tipe orang yang suka party atau memiliki hobi
yang menguras kantong.
2. Tidak Mengalami Kejenuhan dan Emosi yang
Labil.
Setiap orang ternyata berbeda ya. Waktu aku cuti melahirkan 3 bulan (aku
melahirkan spontan sehingga aku cuti pada saat bayi aku lahir), aku merasa
bosan dan jenuh bahkan aku kangen banget sama kehidupan kantor. Dirumah kayaknya aku malah merasa lelah
banget (atau mungkin karena habis lahiran dan ngurus anak) dan kalau suami
pulang, aku selalu minta ke Indomaret deket rumah. Bukan perlu beli sesuatu, alasan saja biar
bisa keluar..
Waktu 3 bulan berjalan sangat lama, dan aku
agak takjub saja sama moms lain yang merasa waktu cuti sangat pendek dan sebal
karena harus kembali meninggalkan anak untuk bekerja. Aku pernah sih ngerasa aneh sama diri aku,
tapi pas aku curhat ternyata ada teman aku juga yang merasakan hal yang
sama. Kami mengambil kesimpulan asal:
Tidak ditakdirkan untuk menjadi stay at home mom! Tapi bukan berarti tidak
sayang anak dan tidak mengutamakan keluarga loh yaa..
3. Kita Tidak Tahu Apa Yang Terjadi di Masa Yang
Akan Datang.
Kita selalu berdoa kalau segalanya akan selalu
baik-baik saja dan semua berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, namun ada
baiknya kita melakukan suatu langkah antisipasi ketika suatu hal tidak sesuai
dengan rencana:
- PHK. Meskipun telah bekerja dengan baik, ada beberapa hal yang memungkinkan kita untuk di-PHK terutama apabila kita bekerja sebagai pegawai swasta. Perusahaan besar tidak menjamin karir kita aman, karena kita tidak tahu bisnis perusahaan kedepannya, contohnya saja perusahaan media cetak dan oil and gas yang semakin kesini semakin lesu sehingga PHK tidak dapat dihindarkan. Nah apabila ini terjadi, maka suami atau istri yang bekerja dapat saling support finansial keluarga.
- Sakit. Apabila sakit tersebut parah dan tidak dapat bekerja, maka salah satu pasangan yang bekerja dapat jadi support. Dan apabila kita sakit biasa (tidak sampai tidak bisa bekerja), perusahaan tempat kita bekerja biasanya akan memberikan kita asuransi kesehatan, bahkan ada yang melingkupi seluruh anggota keluarga.
- Perceraian. Tidak ada yang pernah berpikir akan bercerai, semoga itu tidak akan terjadi. Namun berdasarkan pengalaman beberapa moms, apabila dengan terpaksa perceraian harus dilakukan, maka apabila kita berdua bekerja, kita dapat hidup tidak bergantung dengan orang lain. Kita bisa mandiri untuk mensupport diri sendiri (dan anak-anak kita).
- Kematian. Ini merupakan suatu kepastian namun kita tidak akan tahu waktunya. Jika kita bersama-sama bekerja, apabila suatu hari salah satu dari kita meninggal, maka finansial keluarga tidak menjadi lumpuh dan yang masih hidup dapat hidup mandiri dan tidak ketergantungan dengan pihak lain. Bisa membandingkan kan bedanya suatu keluarga yang kehilangan suami/ayah sebagai tulang punggung tunggal keluarga dengan yang istri/ibunya bekerja?
4. Jaminan Masa Pensiun.
Saat ini, perusahaan wajib untuk
mengalokasikan dana pensiun bagi pekerjanya, baik melalui program pemerintah
(BPJS) dan bahkan ada yang menambahkan dana pensiun sesuai dengan kebijakan
perusahaannya. Dengan suami-istri
bekerja, maka dana pensiun sebenarnya sudah terjamin karena baik istri dan
suami, keduanya akan mendapatkan dana pensiun ini. Bahkan, banyak perusahaan asuransi yang
membuka program dana pensiun sehingga dengan gaji/penghasilan yang terima kita
dapat mengikuti program pensiun ini, sesuai dengan kemampuan dan keinginan
kita.
Dengan adanya dana pensiun ini, kita tidak
perlu merepotkan anak-anak kita atau keluarga kita apabila kita pensiun suatu
saat nanti. Sebenarnya aku sendiri
kurang setuju dengan anggapan anak adalah investasi, dimana pada masa tua nanti
anak kitalah yang wajib menjaga dan memelihara kita. Mungkin benar itu sebagai tanda bakti kepada
orang tua, tapi apabila nyatanya suatu kita akan membebani mereka? Nah, agar kita tidak menjadi beban, maka kita
dapat mempersiapkan hal tersebut semenjak dini dengan bekerja dan
menginvestasikan penghasilan kita, selagi kita bisa dan mampu.
5. Makin Mampu untuk Melakukan Manajemen Waktu
dengan Baik.
Dengan bekerja, kita jadi mampu membagi dan
mengatur waktu dengan baik bahkan jadi harus bisa multitasking. Apabila kita terikat dengan jam kerja
tertentu, maka kita akan berusaha menjadikan waktu bersama anak kita
berkualitas. Banyak yang bilang seorang
ibu bekerja akan kehilangan kedekatan dengan anaknya, namun menurut aku itu
tidak benar.. Mungkin memang kita missed sama pertama kali si kecil berdiri,
langkah pertama, atau hal memorable lainnya tapi buat aku yang terpenting
adalah dia tetap mencintai kita, bagaimana keberadaan (eksistensi) kita
didirinya, bagaimana kita membuat dia merasa aman, bagaimana dia paham dan
yakin ibunya bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan masa depannya.
Oleh karena itu, biasanya ibu bekerja akan
berusaha semampunya agar waktu dengan anaknya berkualitas. Dia akan benar-benar berusaha mendidik,
bermain, berkomunikasi, dan bersenang-senang dengan anaknya di waktu yang ia
miliki.
6. Sosialisasi dan Mengimplementasikan Keilmuan.
Ada yang memberi stigma seorang ibu bekerja
hanya ingin bersosialisasi dan menjaga eksistensi diri. Bersosialisasi dan menjaga eksistensi tidak
buruk kok, tapi percayalah itu bukan hanya satu-satunya alasan seorang ibu
bekerja. Selain memiliki teman dan mengenal
berbagai macam orang dengan berbagai karakternya, banyak sekali manfaat positif
yang didapat melalui bekerja. Salah
satunya dapat bertukar pikiran mengenai pola pengasuhan anak. Terkadang aku sendiri mendapatkan jawaban
mulai dari pertanyaan tentang pemberian asi eksklusif, anak sakit, dan
persoalan tumbuh kembang anak lainnya dari teman kantor.
Apabila harus resign dan tidak bekerja, aku
merasa 'sayang' jika ilmu yang telah aku pelajari tidak dapat
diimplementasikan. Dengan
mengimplementasikan keilmuan, maka secara pribadi selain merasa lebih
'bermanfaat', dan pengetahuan aku lebih bertambah lagi. Yah memang sih ada saja yang ngomong
"Buat apa sekolah tinggi-tinggi tapi ilmunya untuk orang lain, lebih
bermanfaat kan untuk mendidik anak sendiri", tapi kan yahh, honestly,
justru itu aku lebih tidak bisa dan nyerah kalo disuruh ngerjain (apalagi
ngajarin) soal matematika anak SD sekarang dibanding melakukan pekerjaan kantor
:D Mungkin kalo aku lebih baik menabung
untuk biaya les anak nantinya hehehe.. Makanya, thumbs up buat moms yang memang
memilih mendidik sendiri anak-anaknya :)
7. Berkesempatan Lebih Besar Untuk Melakukan
Pengalaman Baru Bersama Anak.
Dengan bekerja, maka otomatis secara finansial
moms bekerja akan menjadi lebih baik. Karenanya,
moms bisa memberikan pengalaman-pengalaman baru buat si kecil, misalnya mencoba
theme park (taman bermain) baru, wisata edukatif, restoran (wisata kuliner),
traveling baik kedalam maupun luar negeri, dan lain sebagainya. Informasi tentang tempat yang bagus untuk
dikunjungi oleh anak-anak mungkin dapat diperoleh dari teman kantor atau relasi
yang juga bisa menjadi dasar rujukan untuk pergi bersama si kecil.
_________________________________________
Segala sesuatu yang tertulis dalam blog ini bukan dan tidak dapat
dianggap sebagai suatu saran professional serta tidak dijamin keakuratannya melainkan
agar dapat dipandang sebagai sharing
pengalaman dan hasil research pribadi
sebagai informasi, termasuk segala tautan yang ada didalamnya, sehingga
karenanya tidak disarankan untuk digunakan sebagai dasar rujukan apapun. Pembaca
dapat meminta nasihat dan saran professional sehubungan dengan permasalahan
yang dialami. Penulis dan pemilik blog tidak
bertanggungjawab atas kerugian yang timbul sehubungan dengan isi dari tulisan
ini. Setiap konten berupa tulisan, gambar, foto, video, rekaman suara, atau
gabungan diantaranya yang terdapat pada blog ini dilindungi oleh hak cipta
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.