TIPS AGAR BABY
SITTER/SUSTER/ART BETAH KERJA DIRUMAH.
Banyak sekali pertanyaan (termasuk aku sendiri) dan keluhan serta
drama per-suster/ART-an, dari mulai suster/ART yang tidak betah, berkinerja
tidak sesuai dengan yang kita harapkan (untuk hal ini, dapat dibaca disini ya moms), dan lain sebagainya. Nah, berikut
tips versi aku agar suster/ART bisa betah untuk bekerja ditempat kita:
1. Lihat Mereka Sebagai Partner
Kerja.
Suster anak aku ternyata sangat telaten, sabar dan berpengalaman
dibanding aku. Dia sangat profesional bekerja dibidangnya dan memberikan
masukan-masukan yang sangat berguna untuk aku. Sebagai ibu muda, pada saat itu
aku tidak mempunyai pengalaman sama sekali mengenai perawatan bayi dan
kehadiran suster itu sangat membantu. Jadi meskipun kita sebagai pemberi
kerja, namun kita harus mau mendengar saran-saran dan belajar dari pengalaman
mereka bekerja dari tempat sebelumnya.
Dengan demikian, suster/ART tersebut juga akan merasa dihargai
oleh kita dan tentunya suster/ART akan melakukan tugasnya dengan hati yang
gembira.
2.
Seperti Juga Kita, Mereka Pun Punya
Kelebihan dan Kekurangan.
Pasti dong yaa kita menyadari kalau diri kita memiliki kelebihan
dan kekurangan, begitu juga dengan suster/ART kita. Coba sekali-sekali
jangan terus menerus melihat kekurangan mereka, tapi juga kelebihannya.
Apresiasi kelebihannya sambil memberikan dorongan untuk mengatasi kelemahan/
kekurangannya. Jangan meletakan standar yang terlalu tinggi atau
membandingkan skill/kemampuan suster/ART dengan yang sebelumnya.
Kalo aku sih pasti kasi tau suster kalo misalnya pekerjaan mereka
ada yang kurang biasanya dengan mencontohkan cara melakukan pekerjaan tersebut
dengan baik dan benar. Biasanya apabila diberitahu dan dicontohkan secara
baik-baik, mereka juga akan meniru dan mengerjakannya juga.
3.
Beri Suster/ART Privasi.
Privasi disini artinya kita paham dan mengerti kalau
dunia suster/ART itu tidak melulu hanya bayi dan rumah kita saja.
Mereka juga punya keluarga, saudara, atau siapapun yang dianggap penting bagi
hidup mereka. Larangan penggunaan alat komunikasi terkadang justru
membuat mereka tertekan, sebaiknya kita sedikit fleksibel terhadap peraturan
penggunaan handphone. Misalnya kita tegaskan kalau handphone hanya boleh
digunakan pada jam-jam tertentu saja, sehingga memberikan
kesempatan suster/ART untuk berkomunikasi dengan orang lain. Aku
sendiri tidak memiliki peraturan mengenai penggunaan handphone saat ini, hanya
aku berpesan agar suster tidak menggunakan handphone secara bijak. Kenapa
seperti itu? Karena saat ini, suster aku adalah seorang istri dan ibu
dari 3 orang anak. Kita saja dikantor sering mengecek anak kita, begitu
juga suster kan? :) Kalau dia single, mungkin peraturannya akan diubah :D
4.
Hargai Waktu Istirahat Suster/ART.
Suster/ART juga manusia yang bisa lelah, sakit, dan bahkan butuh
refreshing. Moms bekerja? Kalau iya, pasti juga selama jam kerja
juga butuh istirahat kan? Begitu juga Suster/ART. Beri mereka waktu
khusus untuk beristirahat, dan hormati waktu istirahat mereka tersebut dengan
tidak menggangu/ memberi mereka pekerjaan, kecuali yang sifatnya urgent.
Aku sendiri akan pegang bayi aku sendiri waktu malam hari, jadi
meski bayi terbangun, aku tidak membangunkan suster. Tapi terkadang
apabila baby nangisnya dan terbangun lumayan lama, suster aku kebangun
juga. Mungkin merasa tidak enak sama kita soalnya paginya kita masih
kerja, padahal kita sih santai :D
5.
Penuhi Kebutuhan Jasmani dan Rohani.
Kebutuhan jasmani disini misalnya pastikan kita memenuhi kebutuhan
makanan suster/ART. Karena aku bekerja, dari mulai sarapan, makan
siang, dan makan malam aku diluar rumah. Jadi aku selalu memastikan
dikulkas tersedia stok bahan makanan dan terkadang kalau pulang kerja
membelikan makanan jadi (ayam goreng, pizza, atau makanan lainnya yang dapat
dipanaskan) untuk dimakan suster keesokan harinya. Aku juga minta
agar suster memberitahu apabila ada bahan makanan/ bumbu yang ingin dibeli
untuk dimasak.
Aku juga memberi kesempatan agar suster dapat beribadah dan
menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam agamanya. Walau
meskipun telah diberikan kesempatan, terkadang suster tidak melaksanakannya -
mungkin karena tidak enak sama kita, atau mungkin karena memang belum diberi
kesadaran untuk menjalankannya :D
6.
Bersikap Adil.
Beberapa moms terkadang bersikap kurang adil atas
diri suster/ARTnya. Misalnya pada beberapa kasus anak moms memukul
atau bersikap kasar terhadap suster/ART, ada beberapa ibu yang bukannya
mengajari dan mendidik anak untuk bersikap baik terhadap semua orang serta
memberitahu bahwa sikap tersebut salah, tapi malah cuek atas sikap anaknya dan
bahkan menyalahkan suster/ART tersebut. Atau, beberapa moms
marah-marah karena anaknya tidak mau makan dan berat badannya turun drastis
kemudian menyalahkan suster/ART-nya, padahal itu terjadi karena memang ada
beberapa anak yang sedang dalam masa 'GTM - Gerakan Tutup Mulut (susah makan)'
atau malahan moms sendiri yang tidak menyediakan makanan dengan gizi dan
nutrisi seimbang.
Yah seperti halnya kita bekerja dikantor ya, kita disuruh
mengerjakan suatu tugas dengan menggunakan komputer/laptop kantor yang lemot
dan printer butut tapi si bos maunya hasil cepat dan rapi, susahkan? Malah
mungkin kita berpikir untuk cepat-cepat resign dari kantor tersebut (disini
saya sedikit curhat hehe..)
7.
Dengar Keluhan Mereka dan Diskusikan
Setiap Hal yang Terjadi di Rumah.
Terkadang kita sok tau segalanya dan malas berdiskusi tentang apa
saja kejadian yang terjadi dirumah, terutama hal-hal sepele. Kita hanya
mengatur apa yang harus dilakukan, tanpa mau mendengar apa pendapat dan keluhan
suster/ART - atau karena suatu dan lain hal suster/ART takut (atau malas)
mengemukakan apa yang menjadi keluhan/pendapat mereka tersebut.
Misalnya saja yang simpel, kalau mereka mengeluhkan semua pisau
dapur tumpul/rusak atau spons cuci piring sudah pada rusak, segera tanggapi
dengan membelikan pengasah pisau/ pisau baru dan spons pencuci piring.
Jangan malah marah-marah karena waktu memasak jadi lama atau piring kurang
bersih dicuci, suster/ART akan tambah bete dan tidak betah bekerja dirumah
moms.
8.
Beri Deskripsi Kerja yang Jelas.
Dengan diberikan deskripsi kerja yang jelas dan telah disepakati
bersama, maka tugas suster/ART akan terarah dan mereka dapat mengerti dan
melakukan tanggungjawabnya dengan baik. Berdasarkan pengalaman yang
diceritakan oleh para suster/ART, sebenarnya mereka kurang menyukai dengan cara
kerja tidak terarah dan banyak potensi konflik disana. Contohnya dirumah
ada beberapa ART dan suster, maka harus diperjelas pekerjaan mereka
masing-masing dan lebih baik dibuatkan list pekerjaan mereka satu persatu.
Kalau tidak, akan banyak drama didalam rumah, seperti iri hati dan lempar
melempar pekerjaan.
9.
Treat.
Untuk treat sebenernya sendiri tidak ada waktu khusus kapan harus
memberi. Kadang-kadang kalau pulang kantor aku sering membelikan Chatime
atau kue atau apapun kesukaan suster/ART. Mereka sangat senang
sekali diberikan sesuatu kesukaannya dan apabila mereka happy, tentu akan betah
bekerja dirumah kita. Sebenernya untuk hal ini bisa kita merefleksikan
diri kita sendiri ditempat kerja atau dimanapun, apabila seseorang/boss
memberikan kita hadiah kita akan menjadi semangat bekerja dan betah bekerja
ditempat itu kan? Service/ kualitas kerja kita pun akan otomatis
meningkat.
10.
Anggap Mereka Sebagai Bagian dari
Keluarga.
Memang sebagian moms memutuskan untuk menjaga jarak
dengan suster/ARTnya dan bebas-bebas saja sih hanya apabila kita
menginginkan suster/ART agar betah bekerja dirumah maka sebaiknya moms
menganggap suster/ART sebagai bagian dari keluarga sendiri, misalnya dengan
tidak membedakan peralatan makan yang digunakan dan mengajak suster/ART
makan bersama-sama dengan kita pada waktu makan diluar rumah.
Banyak moms yang menganggap apabila suster/ART diperlakukan
lebih maka mereka akan ngelunjak, itu sebenernya kurang tepat ya. Apabila
kelakuannya sudah melampaui batas, moms tinggal memperingatkannya saja kok, dan
biasanya mereka akan mendengar dan intropeksi. Mereka akan berat
meninggalkan keluarga tempat mereka bekerja yang baik dan menggangap mereka
sebagai bagian dari keluarga.
11.
Tidak Terlalu Curiga.
Terkadang kita terlalu curiga apakah suster/ART telah
melakukan pekerjaannya dengan baik dan melakukan segala cara untuk
mengawasi suster/ART. Untuk langkah antisipasi memang baik, namun
yang aku bicarakan disini adalah kecurigaan yang berlebihan.
Contohnya aku punya teman, sebut saja si X, seorang ibu yang meninggalkan anaknya dirumah ditemani oleh seorang suster. Si X telah memasang cctv disetiap sudut rumahnya dan dikantor waktunya habis terkuras
mengawasi cctv tersebut hampir tiap 2 jam (atau bahkan tiap jam!). Si X juga selalu
menelfon si suster dengan wejangan-wejangan yang menurut aku tidak perlu. Hal ini sih selain menyebalkan bagi orang sekelilingnya serta menggangu kinerja teman aku tersebut, juga pastinya membuat si suster tidak betah kerja dirumah si X. Sudah tidak
terhitung berapa kali dia mengganti suster untuk anaknya. Yah, kita saja
malas kalau pada saat bekerja selalu diawasi dan dikomentari kan ya..
Pengawasan harus, curigaan jangan. Kalo sikap moms seperti ini, mending
sekalian jadi stay at home mom dong, kan lebih puas dalam mengurus anak sendiri :)
Semoga artikel ini bisa membantu yaa moms J
_______________________________________
DISCLAIMER:
Segala sesuatu yang tertulis dalam blog ini bukan dan tidak dapat dianggap sebagai suatu saran professional serta tidak dijamin keakuratannya melainkan agar dapat dipandang sebagai sharing pengalaman dan hasil research pribadi sebagai informasi, termasuk segala tautan yang ada didalamnya, sehingga karenanya tidak disarankan untuk digunakan sebagai dasar rujukan apapun. Pembaca dapat meminta nasihat dan saran professional sehubungan dengan permasalahan yang dialami. Penulis dan pemilik blog tidak bertanggungjawab atas kerugian yang timbul sehubungan dengan isi dari tulisan ini. Setiap konten berupa tulisan, gambar, foto, video, rekaman suara, atau gabungan diantaranya yang terdapat pada blog ini dilindungi oleh hak cipta sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
No comments:
Post a Comment