Wednesday, January 3, 2018

PARENTING: Agar Baby Sitter/Suster/ART Betah Kerja Dirumah


TIPS AGAR BABY SITTER/SUSTER/ART BETAH KERJA DIRUMAH.


 
Banyak sekali pertanyaan (termasuk aku sendiri) dan keluhan serta drama per-suster/ART-an, dari mulai suster/ART yang tidak betah, berkinerja tidak sesuai dengan yang kita harapkan (untuk hal ini, dapat dibaca disini ya moms), dan lain sebagainya. Nah, berikut tips versi aku agar suster/ART bisa betah untuk bekerja ditempat kita:




1. Lihat Mereka Sebagai Partner Kerja.

Suster anak aku ternyata sangat telaten, sabar dan berpengalaman dibanding aku.  Dia sangat profesional bekerja dibidangnya dan memberikan masukan-masukan yang sangat berguna untuk aku. Sebagai ibu muda, pada saat itu aku tidak mempunyai pengalaman sama sekali mengenai perawatan bayi dan kehadiran suster itu sangat membantu.  Jadi meskipun kita sebagai pemberi kerja, namun kita harus mau mendengar saran-saran dan belajar dari pengalaman mereka bekerja dari tempat sebelumnya.  

Dengan demikian, suster/ART tersebut juga akan merasa dihargai oleh kita dan tentunya suster/ART akan melakukan tugasnya dengan hati yang gembira.



2. Seperti Juga Kita, Mereka Pun Punya Kelebihan dan Kekurangan.

Pasti dong yaa kita menyadari kalau diri kita memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan suster/ART kita.  Coba sekali-sekali jangan terus menerus melihat kekurangan mereka, tapi juga kelebihannya.  Apresiasi kelebihannya sambil memberikan dorongan untuk mengatasi kelemahan/ kekurangannya.  Jangan meletakan standar yang terlalu tinggi atau membandingkan skill/kemampuan suster/ART dengan yang sebelumnya.

Kalo aku sih pasti kasi tau suster kalo misalnya pekerjaan mereka ada yang kurang biasanya dengan mencontohkan cara melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan benar.  Biasanya apabila diberitahu dan dicontohkan secara baik-baik, mereka juga akan meniru dan mengerjakannya juga.  



3. Beri Suster/ART Privasi.  

 Privasi disini artinya kita paham dan mengerti kalau dunia suster/ART itu tidak melulu hanya bayi dan rumah kita saja.  Mereka juga punya keluarga, saudara, atau siapapun yang dianggap penting bagi hidup mereka.  Larangan penggunaan alat komunikasi terkadang justru membuat mereka tertekan, sebaiknya kita sedikit fleksibel terhadap peraturan penggunaan handphone.  Misalnya kita tegaskan kalau handphone hanya boleh digunakan pada jam-jam tertentu saja, sehingga memberikan kesempatan suster/ART untuk berkomunikasi dengan orang lain.  Aku sendiri tidak memiliki peraturan mengenai penggunaan handphone saat ini, hanya aku berpesan agar suster tidak menggunakan handphone secara bijak.  Kenapa seperti itu?  Karena saat ini, suster aku adalah seorang istri dan ibu dari 3 orang anak.  Kita saja dikantor sering mengecek anak kita, begitu juga suster kan? :)  Kalau dia single, mungkin peraturannya akan diubah :D



4. Hargai Waktu Istirahat Suster/ART.

Suster/ART juga manusia yang bisa lelah, sakit, dan bahkan butuh refreshing.  Moms bekerja?  Kalau iya, pasti juga selama jam kerja juga butuh istirahat kan?  Begitu juga Suster/ART.  Beri mereka waktu khusus untuk beristirahat, dan hormati waktu istirahat mereka tersebut dengan tidak menggangu/ memberi mereka pekerjaan, kecuali yang sifatnya urgent. 

Aku sendiri akan pegang bayi aku sendiri waktu malam hari, jadi meski bayi terbangun, aku tidak membangunkan suster.  Tapi terkadang apabila baby nangisnya dan terbangun lumayan lama, suster aku kebangun juga.  Mungkin merasa tidak enak sama kita soalnya paginya kita masih kerja, padahal kita sih santai :D  



5. Penuhi Kebutuhan Jasmani dan Rohani.

Kebutuhan jasmani disini misalnya pastikan kita memenuhi kebutuhan makanan suster/ART.  Karena aku bekerja, dari mulai sarapan, makan siang, dan makan malam aku diluar rumah.  Jadi aku selalu memastikan dikulkas tersedia stok bahan makanan dan terkadang kalau pulang kerja membelikan makanan jadi (ayam goreng, pizza, atau makanan lainnya yang dapat dipanaskan) untuk dimakan suster keesokan harinya.  Aku juga minta agar suster memberitahu apabila ada bahan makanan/ bumbu yang ingin dibeli untuk dimasak.  

Aku juga memberi kesempatan agar suster dapat beribadah dan menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam agamanya.  Walau meskipun telah diberikan kesempatan, terkadang suster tidak melaksanakannya - mungkin karena tidak enak sama kita, atau mungkin karena memang belum diberi kesadaran untuk menjalankannya :D



6. Bersikap Adil.

Beberapa moms terkadang bersikap kurang adil atas diri suster/ARTnya.  Misalnya pada beberapa kasus anak moms memukul atau bersikap kasar terhadap suster/ART, ada beberapa ibu yang bukannya mengajari dan mendidik anak untuk bersikap baik terhadap semua orang serta memberitahu bahwa sikap tersebut salah, tapi malah cuek atas sikap anaknya dan bahkan menyalahkan suster/ART tersebut.  Atau, beberapa moms marah-marah karena anaknya tidak mau makan dan berat badannya turun drastis kemudian menyalahkan suster/ART-nya, padahal itu terjadi karena memang ada beberapa anak yang sedang dalam masa 'GTM - Gerakan Tutup Mulut (susah makan)' atau malahan moms sendiri yang tidak menyediakan makanan dengan gizi dan nutrisi seimbang.

Yah seperti halnya kita bekerja dikantor ya, kita disuruh mengerjakan suatu tugas dengan menggunakan komputer/laptop kantor yang lemot dan printer butut tapi si bos maunya hasil cepat dan rapi, susahkan? Malah mungkin kita berpikir untuk cepat-cepat resign dari kantor tersebut (disini saya sedikit curhat hehe..)  



7. Dengar Keluhan Mereka dan Diskusikan Setiap Hal yang Terjadi di Rumah.

Terkadang kita sok tau segalanya dan malas berdiskusi tentang apa saja kejadian yang terjadi dirumah, terutama hal-hal sepele.  Kita hanya mengatur apa yang harus dilakukan, tanpa mau mendengar apa pendapat dan keluhan suster/ART - atau karena suatu dan lain hal suster/ART takut (atau malas) mengemukakan apa yang menjadi keluhan/pendapat mereka tersebut.

Misalnya saja yang simpel, kalau mereka mengeluhkan semua pisau dapur tumpul/rusak atau spons cuci piring sudah pada rusak, segera tanggapi dengan membelikan pengasah pisau/ pisau baru dan spons pencuci piring.  Jangan malah marah-marah karena waktu memasak jadi lama atau piring kurang bersih dicuci, suster/ART akan tambah bete dan tidak betah bekerja dirumah moms.



8. Beri Deskripsi Kerja yang Jelas.

Dengan diberikan deskripsi kerja yang jelas dan telah disepakati bersama, maka tugas suster/ART akan terarah dan mereka dapat mengerti dan melakukan tanggungjawabnya dengan baik.  Berdasarkan pengalaman yang diceritakan oleh para suster/ART, sebenarnya mereka kurang menyukai dengan cara kerja tidak terarah dan banyak potensi konflik disana.  Contohnya dirumah ada beberapa ART dan suster, maka harus diperjelas pekerjaan mereka masing-masing dan lebih baik dibuatkan list pekerjaan mereka satu persatu.  Kalau tidak, akan banyak drama didalam rumah, seperti iri hati dan lempar melempar pekerjaan.



9. Treat.

Untuk treat sebenernya sendiri tidak ada waktu khusus kapan harus memberi.  Kadang-kadang kalau pulang kantor aku sering membelikan Chatime atau kue atau apapun kesukaan suster/ART.  Mereka sangat senang sekali diberikan sesuatu kesukaannya dan apabila mereka happy, tentu akan betah bekerja dirumah kita.  Sebenernya untuk hal ini bisa kita merefleksikan diri kita sendiri ditempat kerja atau dimanapun, apabila seseorang/boss memberikan kita hadiah kita akan menjadi semangat bekerja dan betah bekerja ditempat itu kan?  Service/ kualitas kerja kita pun akan otomatis meningkat.



10. Anggap Mereka Sebagai Bagian dari Keluarga.

Memang sebagian moms memutuskan untuk menjaga jarak dengan suster/ARTnya dan bebas-bebas saja sih hanya apabila kita menginginkan suster/ART agar betah bekerja dirumah maka sebaiknya moms menganggap suster/ART sebagai bagian dari keluarga sendiri, misalnya dengan tidak membedakan peralatan makan yang digunakan dan mengajak suster/ART makan bersama-sama dengan kita pada waktu makan diluar rumah.   

Banyak moms yang menganggap apabila suster/ART diperlakukan lebih maka mereka akan ngelunjak, itu sebenernya kurang tepat ya.  Apabila kelakuannya sudah melampaui batas, moms tinggal memperingatkannya saja kok, dan biasanya mereka akan mendengar dan intropeksi.  Mereka akan berat meninggalkan keluarga tempat mereka bekerja yang baik dan menggangap mereka sebagai bagian dari keluarga.



11. Tidak Terlalu Curiga.

Terkadang kita terlalu curiga apakah suster/ART telah melakukan pekerjaannya dengan baik dan melakukan segala cara untuk mengawasi suster/ART.  Untuk langkah antisipasi memang baik, namun yang aku bicarakan disini adalah kecurigaan yang berlebihan. 

Contohnya aku punya teman, sebut saja si X, seorang ibu yang meninggalkan anaknya dirumah ditemani oleh seorang suster.  Si X telah memasang cctv disetiap sudut rumahnya dan dikantor waktunya habis terkuras mengawasi cctv tersebut hampir tiap 2 jam (atau bahkan tiap jam!).  Si X juga selalu menelfon si suster dengan wejangan-wejangan yang menurut aku tidak perlu.  Hal ini sih selain menyebalkan bagi orang sekelilingnya serta menggangu kinerja teman aku tersebut, juga pastinya membuat si suster tidak betah kerja dirumah si X.  Sudah tidak terhitung berapa kali dia mengganti suster untuk anaknya.  Yah, kita saja malas kalau pada saat bekerja selalu diawasi dan dikomentari kan ya..  Pengawasan harus, curigaan jangan.  Kalo sikap moms seperti ini, mending sekalian jadi stay at home mom dong, kan lebih puas dalam mengurus anak sendiri :)



Semoga artikel ini bisa membantu yaa moms J








_______________________________________

DISCLAIMER:

Segala sesuatu yang tertulis dalam blog ini bukan dan tidak dapat dianggap sebagai suatu saran professional serta tidak dijamin keakuratannya melainkan agar dapat dipandang sebagai sharing pengalaman dan hasil research pribadi sebagai informasi, termasuk segala tautan yang ada didalamnya, sehingga karenanya tidak disarankan untuk digunakan sebagai dasar rujukan apapun.  Pembaca dapat meminta nasihat dan saran professional sehubungan dengan permasalahan yang dialami.  Penulis dan pemilik blog tidak bertanggungjawab atas kerugian yang timbul sehubungan dengan isi dari tulisan ini. Setiap konten berupa tulisan, gambar, foto, video, rekaman suara, atau gabungan diantaranya yang terdapat pada blog ini dilindungi oleh hak cipta sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.









No comments:

Post a Comment