MAKANAN BAYI INSTAN, APAKAH SELALU BURUK?
Sebagai ibu yang juga bekerja, makanan
instan sangat membantu. Makanan instan disini maksudnya makanan kemasan
komersil pabrikan yang sudah dapat sertifikasi BPOM yah..
Karena lebih simpel dan praktis.
Itu yang utama. Aku biasanya memberi baby aku makanan instan bubuk kardus
(mereknya Heinz, dengan segala varian rasa) tersebut pada pagi hari saja,
sedangkan untuk siang dan sorenya, aku kasi makan bubur homemade. Itu
sudah aku lakukan ketika dia mulai mpasi sampai dengan saat ini (1y5m), dan
sejauh ini tidak ada masalah. Memang banyak yaa isu yang beredar kalo
misalnya moms yang memberi makanan instan kepada anaknya merupakan moms yang
egois dan sebagainya, tapi yah kalo aku sih kembali saja kepada kebutuhan
masing-masing. Selain aku percaya dengan kepenuhan gizi yang ada dibubur
instan, aku lebih memilih menghabiskan waktu bermain sama baby aku daripada
menghabiskan waktu untuk buat makanan sebelum pergi bekerja, meskipun memang banyak
pilihan makanan homemade yang tidak terlalu merepotkan untuk dibuat.
Gizi pada makanan homemade jauh lebih banyak dan lebih baik daripada makanan instan?
Belum tentu. Setelah
dikonsultasikan ke dokter anak, sebenarnya belum tentu makanan homemade lebih
banyak gizinya dibanding makanan instan:
- Makanan bayi instan itu mengandung bahan makanan alami yang dibuat dengan teknik freeze dry (pengeringan seluruh bahan makanan sampai kandungan air minimal bahkan 0, supaya bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang) dan penepungan (milling) dimana seluruh bahan dihaluskan menjadi tepung atau berbentuk bubuk. Jadi seluruh buah, sayur, daging yang ada pada makanan instan tersebut memang benar-benar asli.
- Memang karena proses freeze dry dan milling ada beberapa nutrisi hilang, namun makanan bayi instan juga melewati proses fortifikasi (penambahan zat gizi tertentu), biasanya yang ditambahkan adalah zat besi, vitamin, omega3, dan mineral sehingga tidak enar yang mengatakan bahwa makanan bayi instan tidak memiliki nilai nutrisi/gizi.
- Makanan bayi instan tidak mengandung monosodium glutamate (MSG). Tidak ada makanan bayi instan yang telah diberi ijin beredar oleh BPOM mengandung MSG, jadi tidak benar isu yang mengatakan jika makanan bayi instan banyak mengandung MSG. Adapun kandungan gula dan garam penggunaannya sangat dibatasi dan diawasi serta harus sesuai dengan aturan. Hal ini dapat dibaca dan tercantum dalam label kemasan.
- Pengolahan makanan bayi instan diatur, dan diawasi oleh lembaga kesehatan/ institusi negara sehingga kehigienisan dan mutu bahan-bahan yang digunakan tetap terjaga.
Sedangkan apabila dibandingkan dengan
makanan homemade, sebetulnya perlu dikaji lebih dalam untuk mengetahui apakah
benar gizi pada makanan homemade lebih besar daripada makanan instan, berikut:
- Bahan makanan homemade yang kita masak itu apa? Berdasarkan cerita dari pengalaman dokter, terkadang ibu kurang tepat dalam pemilihan makanan untuk bayinya. Misalnya saja untuk bayi pada usia tertentu harus banyak mengkonsumsi zat besi, makanan yang diberikan kepada bayi justru tidak memberikan makanan yang tinggi zat besi.
- Bagaimana cara pengolahan makanan, apakah sudah tepat sehingga nustrisi makanan tetap terjaga? Terkadang ada beberapa ibu yang merebus sayuran sampai lumat/lembek dengan harapan bayinya mudah menelan, padahal beberapa jenis sayuran akan kehilangan nutrisinya apabila direbus dalam jangka waktu yang lama
- Apakah penggunaan perasa (gula dan garam) sudah sesuai dengan ketentuan? Terkadang dalam memasak, beberapa ibu mencampurkan garam/gula sesuai dengan selera mereka dan tidak dilakukan penakaran. Mereka akan mencicipi masakan bayi mereka dengan lidah mereka, padahal rasa asin orang dewasa dan bayi berbeda. Jangankan terhadap bayi, antar orang dewasa saja terkadang berbeda.
- Apakah peralatan dan bahan makanan yang digunakan higienis dan bermutu baik? Hal ini sangat berdampak sekali dengan kualitas makanan bayi. Jangan sampai kita malas mensterilkan/membersihkan peralatan pengolahan makanan (terutama misalnya talenan kayu) atau kita ternyata memilih bahan makanan yang mengandung banyak pestisida/ pengawet sehingga dapat berpengaruh pada kualitas makanan bayi itu sendiri.
Yang perlu diperhatikan dalam memberikan makanan bayi instan
kemasan?
Moms perlu memperhatikan beberapa hal
apabila memutuskan memberikan makanan bayi instan kemasan agar penggunaannya
aman dan nilai nutrisi pada makanan bayi instan tersebut tidak berkurang,
diantaranya:
- Baca petunjuk penyajian. Misalnya apakah makanan bayi instan tersebut hanya dicampurkan air panas ataukah harus dimasak terlebih dahulu.
- Tempat penyimpanan yang tepat. Setiap jenis makanan bayi instan memiliki kemasan yang berbeda, dan moms harus memperhatikan petunjuk tempat penyimpanan agar kondisi dan kualitas makanan bayi instan tersebut tidak berubah.
- Baca label kemasan dan kenali apakah dalam makanan bayi instan yang hendak diberikan kepada bayi terdapat bahan makanan yang memicu alergi. Apabila bayi moms memiliki alergi bahan makanan tertentu, moms perlu lebih teliti dan mendetail dalam membaca label kemasan. Jangan sampai moms memberi makanan instan yang mengandung bahan yang memicu alergi. Perhatikan tanggal kadaluwarsa makanan bayi instan. Apabila makanan instan kemasan sudah dibuka, sebaiknya segera dihabiskan dan baca label petunjuk sampai kapan produk makanan bayi instan tersebut dapat bertahan berikut tempat penyimpanan yang tepat.
- Makanan bayi instan dapat dicampur bahan makanan segar untuk melengkapi gizinya. Jadi apabila suatu makanan bayi instan tidak mengandung bahan makanan tertentu dan moms menginginkan makanan segar tertentu dimakan oleh bayi, bisa dicampurkan sehingga gizi/nutrisi lebih lengkap dan seimbang.
Meskipun dari segi nutrisi dan
kehigienisan terjamin, moms juga sebaiknya mempertimbangkan dampak dari
pemberian makanan bayi instan yang terus menerus, diantaranya adalah bayi tidak
mengenal rasa asli/alami dari bahan makanan. Hal ini disebabkan karena
makanan bayi instan biasanya semua bahannya sudah tercampur menjadi satu.
________________________________
Segala sesuatu yang tertulis dalam blog ini bukan dan tidak dapat dianggap sebagai suatu saran professional serta tidak dijamin keakuratannya melainkan agar dapat dipandang sebagai sharing pengalaman dan hasil research pribadi sebagai informasi, termasuk segala tautan yang ada didalamnya, sehingga karenanya tidak disarankan untuk digunakan sebagai dasar rujukan apapun. Pembaca dapat meminta nasihat dan saran professional sehubungan dengan permasalahan yang dialami. Penulis dan pemilik blog tidak bertanggungjawab atas kerugian yang timbul sehubungan dengan isi dari tulisan ini. Setiap konten berupa tulisan, gambar, foto, video, rekaman suara, atau gabungan diantaranya yang terdapat pada blog ini dilindungi oleh hak cipta sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
No comments:
Post a Comment